Mengapa saya menjadi guru?

Pertanyaan yang rumit, beberapa kemungkinan yang  terjawab secara spontan, karena takdir. Ini adalah ungkapan yang sangat menyebalkan bagi saya. Menjadi guru karena takdir adalah sebuah cita-cita yang menyedihkan.

Menjadi guru adalah cita-cita saya

Cita-cita saya adalah menjadi seorang guru, itu alasan utama yang membuat saya terus mengembangkan diri untuk menjadi sosok yang dapat membantu peserta didik saya. Menurut saya menjadi guru itu sangat menyenangkan.begitu juga dengan beberapa guru saya dahulu. Mereka sering menyebutkan bahwa “jadilah guru jika kamu ingin mengubah dunia”.

Panggilan jiwa

Sebagai masyarakat yang sadar terhadap perkembangan bangsa, kita harus mempersiapkan intektual kita untuk menjadi pembela bangsa dan tanah air. Sekarang  Bukan jamannya melatih otot, namun juga harus melatih kepala. Ingatkah anda saat Hiroshima dan Nagasaki porak-poranda? Guru adalah kata pertama yang diucapkan kaisar jepang. Guru adalah pahlawan, dia selalu menolong orang untuk mendapatkan kehidupan yang layak dari aplikasi ilmu yang diajakan kepada peserta didiknya. Ayah saya sangat menghargai, menghormati dan mengagumi guru saya, selayaknya saya ingin memuliakan diri saya untuk menjadi hal yang berguna bagi orang lain.

Guru adalah tantangan

Tidak mudah menjadi guru vaforit, guru yang menjadi mediasi antara ilmu dan manusia. Ilmu dapat diserap seluruhnya bila guru mampu mempengaruhi berbagai watak peserta didik. 20 siswa dengan 20 watak yang berbeda, ini menjadi tantangan menarik bagi saya untuk membaca jalan pikiran mereka yang akan saya satukan menjadi daya serap pengetahuan yang telah disepakati. Menjadi guru yang baik tidak hanya mampu menyampaikan pelajaran dengan baik, namun harus mempunyai perencanaan yang tidak mudah, mengelola kelas, aktifitas pembelajaran yang harus dikelola rapi, dan evaluasi yang membingunkan. Bukan pekerjaan mudah bukan?
Tantangan selanjutnya adalah kesabaran, ini menjadi benteng terakhir guru dalam mendidik siswa. Guru yang telah terampil adalah guru yang selalu sabar menghadi berbagai watak peserta didiknya. Saya tertantang untuk mengukur seberapa sabar saya mendidik siswa saya untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah kami, dan tujuan pendidikan nasional.

Guru sebagai vigur

Tugas mulia guru adalah mendidik, sosok pendidik harus memenuhi katagori tertentu, hendaknya seorang guru harus mempunyai karakter bagus untuk ditiru. Guru harus menjaga kelakuan karena guru adalah panutan siswa dan masyarakat. Guru yang baik selalu menjaga kode etik guru didepan pelanggan pendidikan di sekolahnya. Saya dituntut harus menjaga kode etik guru yang mengharuskan saya menjadi pribadi yang baik. Ini membuat saya berkembang dan dihormati oleh siswa, teman dan orang tua siswa.
Saya adalah seorang guru, guru seperti apa? Guru terbaik di dunia. Itulah saya.







Comments

Popular posts from this blog

Manajemen Mutu Terpadu

Manajemen Pendidik Dayah